Minggu, 28 Maret 2010

fhotu joedul..

with friends in SMAN 1 TANJUNG MUTIARA

with friend

seru seruan bareng teman habis pulang kuliah.. narsisan n jjs

Poetry Tanpa jdul

Mta mu mengandung pertanyaan sehingga aq tdk bs memandang ny... Ktakan dngan bi2rmu,shngGA aq mengerti mksud mu... Kau yg dlu q knal pendiam skrang brubh menjdi seorang yg pntar berbicra.. Semyuman dan sapaan mu bwt aq merasa tdk enak hti.. q yg dlu mehrmati &merasa sungkan brtemu kmu.Tp ckrg ke2 pi2 q bersemu merah.Mendgar kelakar dr mu.. Htq brtanya,knpa aq bs jd bgni???. By: sAgInOv_gIRL Bgusny dksi jdul ap ya.. ..

NostalgIa dimsa elementary school

Bru ngeadd n join dngn group elementry school SDN 25 pAsIr TIku. Jd keinget ms2 dimana keceriaan,kegembraan,kepolosan,keingintahuan serta pershbtan.. Msh tringat dimemri q.Pengn ny stu scul breng kak mela,se2orang yg telh q agGp septi saudra n k2k kndung q sendri,coz q ngak menpnyai adk or k2k permpuan semuany laki2.Trnyta ngak dpt izin dr ayah,alasany msh kecl ntar ngak bs nyebrang n melewati jLn raya(biasa kekwtran tngkt tngGi ortu).Akhrny krna pengn ngrasain scul yg lbh tngGi dr pd TK soalny daCh mulai jnuh cm disurh nyanyi,mkn n maen.Pengeny blajr ngtUng n menbca.. Msuk lah q kescul ini.Wli kelas pertm q adlh ibu arjuna.Dia dngan sbar mengjarkn kmi semuany tntg cr menbaca n menulis.Msh ingat didlm memori q ank kels stu blajr tata cr gerakn n bcaan shlat.Kmi melakukan shlt brjamaah bersma.. Dr mulai kls 1_VI aq mendptkn rangkng dn mendptkn 5 bsar uan trtngGi diScul q.. Disni q mengkuTi semua ekstrakurikuler dr mulai pramuka smpai kesnian.. Yg diajrkn oleh ibu fauzi.. Dan disni jg lah q memliki teman2 n shbt.. Erni sikurus yg bwel yg klu maen karet menang mulu.Smpe ckrg msh kuruz aj to ank.Wkwk tuti si kecl yg jd saingan q mendptkn juara dkels kmi memperthn kn pendpt msing2 keluar dr kelas kt bercnda gurau.Bru tau q klu it diktakn berSaing secra sportif rosi si kriwil yg pendiam.Jd ingt ktk rmhny trbakar.Semua brang2ny hangus dmkn dijago merh.Krna merasa sdh melht dia murung n tdk memkai sergam skolh.Ta blng m umi to ngsh slah stu bju to dia. Septi dpt gelar si jenius dlm bdang mtk2 n teman bramten dr kecl secra rmhny dkt dngan rmh q debit kuruz n agk usil.Tp sm ta kgk mau usl mlh dilndungI trus scra kmi saudra sPu2.. Dayung alias kirin.It nama pangGln orTu laki2ny.Setiap ktmu dia kt jrng mengunakn nama msing2 mangL NAma ortu laki2 kt.Smpe skrang.Wkwkwk wlya.Ampe kelas 4 pndah ke sd laen gosipny gara2 ngak dpt juara lg.Mkny pndh.Pa iy to gosip y?? Amoy,si pendiam yg hoby ngelukis.Setiap plajran mengambr aura ny trPanCr keluar. Tajri orangny bkn suasna jd ktw mulu kLu ad dia. Andi,maya,desi,gilang.Riki,dial,tejok,adek,peri,byung,riri,icha,viki,mira dll.. Setiap keluar maen.Kt nungGu antrian ste n ice cream diGeRbng scul.Coz jrang blNja dikantin seruny blanja diluar pekrangan pdhl dilrang..Hbsny pagar scul dikunci ktk keluar maen.Jdny bnyk yg panjat pgar trMsuk sya jg.Wkwkwk, du2k dibwah btang sawit.Or maen dikolam dkt apotik hdup atau maen dhlaman scul maen kjr2an,tapak lele,maen cabur,maen tali,tapak,kelereng.Harmau kambng,kasti,Dll.Msh adkah permainan it dimaenkn ank2 sd skrang?? Jd pengn ngmpul n crt2 m teman2 sd q dlu daCh.. Kjdian lucu n ngak bs dilupakn.. Klu dibkn ntar orang2 yg berSangktn ngMel2.Wkwkwk.. DaCh cpek jg tngan ngetkny.Ntar kpn2 disambung lg. TngGu aj KenaNgAN 2

Pengajaran Bahasa Berbasis Budaya

Belajar bahasa tidak semata mengenal struktur bahasa. Lebih dari itu, mempelajari eksternal bahasa dan budaya. Nilai-nilai budaya dikenalkan melalui bahasa. Tidak serta merta pembelajar bahasa mengikuti budaya bahasa yang dipelajari dan meninggalkan budaya asalnya. Namun, hal tersebut tidak mustahil terjadi bila tidak dilakukan langkah-langkah antisipatif. Terlebih lagi, dewasa ini, pergeseran nilai, norma dan budaya kian menggejala di tanah air. Keluhuran dan keadiluhungan budaya nasional terus terkikis. Sebelumnya, bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, memiliki semangat gotong royong dan berbudaya. Namun, pelabelan ini tidak lagi melekat. Kini, keaakraban personal dan kolektif semakin merenggang. Rasa keakuan dan “kedaerahan yang fanatik” semakin menguat. Semangat nasionalisme dengan penguatan integrasi bangsa juga semakin melemah. Orientasi pada materi, hedonis dan instan semakin memenuhi ruang kebudayaan bangsa. Himpitan nilai-nilai keetnikan, tekanan internal budaya nasional dan hempasan budaya global menjadikan pijakan budaya negeri kian rapuh. Tak mustahil, bangunan budaya nasional, seketika dan secara evolutif bisa runtuh. Karenanya, pijakan bangunan budaya nasional perlu dikuatkan melalui dunia pendidikan. Salah satunya melalui pengajaran bahasa dalam pelbagai tingkatan pendidikan. Pengajaran bahasa kedua yang dipijaki dengan nilai-nilai keetnikan ini perlu, pertama; untuk mengenalkan konsep-konsep filosofis, relijius dan sosio-kultural dari pelbagai etnik di nusantara. Dalam prosesnya, pembelajar bahasa menghargai budaya bahasa kedua dengan tidak mengeyampingkan budaya asalnya (bahasa daerah/bahasa ibu). Sebaliknya, kebanggaan berbahasa akan muncul dari pembelajar bahasa. Mereka akan semakin menyadari khasanah kekayaan budaya keetnikan di nusantara yang merangkai budaya nasional. Dalam pendekatannya, pengajar bahasa kedua perlu mengetahui latar belakang sosial anak didiknya (baca ekologi pengajaran) khususnya dalam kelas yang memiliki keberagaman ideologi-sosio-kultural. Sudah barang tentu, pertemuan dan interaksi bahasa tambah budaya tersebut (keberagamaan situasi) tidak bisa dihindarkan. Untuk itu, diperlukan kemauan, komitmen, konsistensi, kreativitas dan kerja keras dari pengajar bahasa terutama dalam pengayaan materi pengajaran bahasa. Dengan demikian, materi pengajaran bahasa kedua dikuatkan pula dengan pengenalan kearifan-kearifan lokal dari pembelajar bahasa. Hal tersebut tidak terlepas dari keseharian dan lingkungan pembelajar bahasa yang mengandung nilai-nilai moral, etika, religius, spiritual, dan sosio-kultural. Dalam pengenalan sebuah kata atau frasa misalnya. Bentukan filosofis, sosio-kultural bahasa kedua tentu berbeda dengan bahasa ibunya. Terlebih-lebih, dalam mempelajari bahasa asing. Konsekuensinya, pembelajar bahasa mengalami hambatan dalam memaknai dan menjiwai kata tersebut. Demikian halnya dalam pengenalan wacana. Sudah barang tentu akan semakin rumit dengan permasalahan yang semakin kompleks. Dalam pencarian dan pengayaan materi pembelajaran bahasa perlu penyesuaian yang didasarkan pada aspek ekologis (lingkungan berbahasa). Materi di daerah kepulauan dan pesisir akan jauh berbeda dengan daerah penugungan, dan sebaliknya. Lebih khusus lagi, untuk satu daerah saja, perbedaan tersebut akan semakin kelihatan bila dikaji-banding secara mendalam. Lebih dari itu, soal penyampaian dan perkembangan pembelajar bahasa harus menjadi perhatian yang sungguh-sungguh. Perlu pendekatan personal yang menyentuh nilai dan rasa dari pembelajar bahasa. Saat yang bersamaan, dedikasi dan loyalitas pengajar bahasa tersebut perlu mendapat perhatian, dukungan dan penghargaan dalam pelbagai bentuk dari semua pihak. Dengan demikian, pengajar bahasa dan umumnya tenaga pendidik dapat fokus dan maksimal dalam menjalankan tugasnya. Dengan upaya tersebut, proses pembelajaran bahasa semakin interaktif, efektif, efisien dan berdaya guna dalam hal pengenalan budaya. Pembelajar bahasa juga, semakin mudah dalam memahami materi yang diajarkan. Karena tidak lepas dari keseharian dan senantiasa melekat dalam kognisinya. Ekologi pengajaran yang demikian bukan hanya mementingkan aspek kognitif, melainkan menumbungkembangkan aspek motorik, psikomotorik dan afektif anak didik. Pada akhirnya, akan memunculkan generasi bangsa yang berciri, kaya, bangga dan kuat di tengah hempasan arus budaya luar. Kedua, untuk memertahankan budaya nasional. Di tengah interaksi bahasa, berakibat pada persaingan bahasa, yang berdampak luas pada persaingan budaya secara holistik. Ada bahasa yang menang, bertahan dan kalah. Bahasa yang menang menunjukkan hegenomi dan dominasi dalam penggunaannya. Yang bertahan, dengan pijakan yang rapuh, dengan sekuat tenaga berjalan tertatih dalam mewariskan bahasa dan budaya-nya. Sementara yang kalah, tercancam punah, bahkan hilang dalam persaingan budaya yang berlangsung. Dalam kaitan tersebut, bahasa ibu dengan budaya yang merangkainya senantiasa terlindungi dan bahasa Indonesia dengan setia mendampingi bahasa-bahasa daerah. Sementara itu, bahasa asing berperan dalam pengenalan dan pengkomunikasian bahasa-bahasa daerah dan nasional dalam tataran global. Ketiga, untuk mewariskan budaya nasional kepada generasi penerus bangsa. Alangkah sayangnya, ratusan bahasa dan kekayaan budaya di tanah air hilang. Terlebih-lebih, dengan perubahan iklim dunia yang turut menekan lingkungan dan mendorong percepatan pelbagai perubahan budaya. Dalam perspektif ekolinguistik, yang menelaah tautan antara ekologi (ekosistem) dan linguistik (ilmu kebahasaan), nilai-nilai kearifan bangsa tadi perlu dikuatkan, yaitu melalui pengajaran dan pembelajaran bahasa. Lebih khusus lagi, pengalihbudayaan yang ditujukan kepada generasi muda. Satu sisi, pembelajar bahasa dikenalkan dengan bahasa dan budaya luar. Di sini lain, mereka tetap menghargai dan menjaga bahasa serta budaya keetnikan dan bangsanya. Dengan begitu, generasi bangsa ini kini dan mendatang semakin kuat dan bangga dengan identitas ke-Indonesian-nya. Yusradi Usman al-Gayoni (Mahasiswa Pascasarjana Linguistik Konsentrasi Ekolinguistik Universitas Sumatera Utara) Sumber: http://v2.theglobejournal.com/kategori/opini/pengajaran-bahasa-berbasis-budaya.php (20 Februari 2010)

SEJARAH HARI VALENTINE

saya mo berbagi dikit sama teman2 smua,.tentang sejarah hari valentine,. yang saya dapat dari berbagai sumber yang dapat di percaya..!! =>Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ‘Feast of Lupercalia.’ Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu. Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini. Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut. Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari. Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

Pesan sang ibu

Tak kala aku menyarungkan pedang Dan tersimpuh diatas pangkuannya Tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu Tanganya yang halus mulus menbelai kepalaku Bergetarlah seluruh jiwa ragaku Musnahlah seluruh api semangat juangku Namun sang ibu berkata: Anakku sayang Apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang Tancapkanlah kakimu dalam-dalam Dan tetaplah terus bergumam Sebab, gumam adalah mantra dari dewa-dewa Gumam mengandung ribuan makna Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga Maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan Yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar Yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan Gedung-gedung yang dihuni kaum munafik Tatanan negri ini sudah hancur anakku Dihancurkan oleh sang penguasa negri ini Mereka hanya bisa bersolek didepan kaca Tapi membiarkan punggungnya penuh noda Dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana Mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan farfum luar negri dIluar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri dan hebatnya sang penguasa negri ini pandai bermain akrobatnya tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat anakku, apabila pedang sudah kau cabut janganlah surut, janganlah bicara soal menang dan kalah sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan keinginan hanyalah sebuah kanyalan yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon salon sabun yang terbang di udara Anakku, asahlah pedang ajaklah mereka bertarung ditengah padang lalu, tusukkan pedangmu ditengah-tengah selakangan mereka biarkan darah tertumpah dinegri ini satukan rumahmu menjadi Revolusi (kutipan suara aaktivis)